Saat Akhwat Mengajukan Diri (bag : 3)
"Hmm.. Ok, aku akan cerita Dhir. Selama ini aku bisa nahan cerita ini, tapi sepertinya hari ini ga bisa kutahan untuk ga cerita ke kamu. Jadi, tolong dijaga ya..." lagi-lagi senyumnya menyejukkan jiwa.
"Siip Ka, tenang aja. Palingan nanti aku minta ijin buat nulis tentang ini, itupun kalo Kakak ngijinin... hehe, dengan sedikit penyamaran tentunya. Maklum, penulis, slalu mencuri-curi kesempatan untuk menuliskan pengalaman yang inspiratif..." jawabku sekenanya.
Ternyata direspon baik oleh Ka Mia, "Boleh banget Dhir, aku percayakan ke kamu deeh..."
Menu yang ditunggu pun datang. Berhubung lapar sangat, aku meminta ijin untuk mendengarkan cerita sambil makan. Dan Ka Mia pun memulai ceritanya.
"Alasan aku punya kecenderungan dengan ikhwan itu sebenernya karena ada kriteria calon suami yang pas pada dirinya. Ini terkait karakter dia, entahlah aku merasa 'klik' aja dengan karakternya. Orangnya supel dan dengan gayanya yang seperti itu, aku yakin dia bisa memudahkan aku untuk berda'wah di keluarga besar. Karena selama ini, aku agak sulit 'berpengaruh' di keluarga besar."
Masya Allah, alasannya ternyata itu; karakter untuk memudahkan berda'wah di keluarga besar. Beda dah emang kriteria akhwat sholihah untuk calon suaminya, bervisi da'wah euy. Bukan kriteria fisik, misalnya putih dan tinggi, seperti yang biasanya sering dicurhatkan ke aku oleh beberapa akhwat yang mencantumkan putih dan tinggi sebagai kriteria calon suami mereka. Ya, karena jika dilihat dari fisiknya, ikhwan yang dicenderungi oleh Ka Mia, termasuk yang biasa saja, standar, tidak putih dan juga tidak tinggi, tapi tetap lebih tinggi Sang Ikhwan dibandingkan Ka Mia.
"Oohh gitu Ka... trus akhirnya apa yang Kakak lakukan?" tanyaku sambil menyeruput juice strawberry.
"Akhirnya, setelah istikharah beberapa malam, aku sampaikan tentang hal ini ke Mbak Syifa. Mbak Syifa pun berusaha mencarikan jalur tarbiyah Sang Ikhwan lewat teman Mbak Syifa. Nunggu kabar itu, lama banget, berminggu-minggu baru dapat kepastian bahwa ternyata temannya Mbak Syifa yang ada di daerah yang sama dengan ikhwan itu, ga bisa mendeteksi karena ga ada yang kenal dengan ikhwan itu. Waaah, sempet terpikir tuh sama aku, ini ikhwan, tarbiyahnya sehat gak ya? kok ga dikenal ya di daerahnya sendiri? Mbak Syifa pun ga bisa bantu lagi. Kembali aku istikharah, nanya sama Allah, gimana lagi ini caranya untuk menemukan jalur tarbiyahnya? Dan akhirnya petunjuk itu datang. Aku teringat pas koordinasi acara santunan anak yatim itu, aku juga koordinasi sama seorang akhwat selain sama Sang Ikhwan. Tentunya Sang Akhwat mengenal baik Sang Ikhwan karena berada di satu daerah. Akhwat itu udah punya anak dua, Mba Nany namanya. Aku beranikan diri menyatakan hal itu ke Mba Nany via FB, tapi ijin dulu ke Mbak Syifa. Mba Syifa mempersilakan. Alhamdulillah, Mbak Nany merespon cepat, beliau minta Murobbiyah-ku untuk hubungin beliau, kemungkinan besar Mbak Nany tahu jalur tarbiyah Sang Ikhwan. Aku kasih tahulah respon ini ke Mbak Syifa dan minta tolong Mbak Syifa hubungin Mbak Nany. Aku kasih nomor Mbak Nany ke Mbak Syifa."
"Sambil dimakan Ka..." sela-ku karena melihat nasi di piring Ka Mia masih banyak dibandingkan nasi di piringku yang tinggal beberapa suap.
Ka Mia pun menyuapkan nasi goreng seafood ke mulutnya.
"Waah, ribet juga ya Kak, prosesnya. Salut aku, Kakak sampai sebegitu beraninya."
"Ya namanya juga ikhtiar, Dhir... Aku juga ga nyangka bakal seberani ini. Tapi ya itu tadi, sebelum bertindak apa-apa, aku istikharah dulu, curhat ke Allah. Dan Allah memantapkan hati ini untuk bertindak pada akhirnya, makanya aku berani. Pas mau cerita ke Mbak Syifa dan Mbak Nany aja, ada rasa ga berani... Tiap mau kirim message, pasti di-delete lagi, diurungkan niatnya. Baru ada keberaniaan mengirim message setelah shalat istikharah..."
Masya Allah, baru kali ini aku mendengar cerita akhwat yang mencari jalur tarbiyah ikhwan. Biasanya, ikhwan yang berusaha mencari jalur tarbiyah akhwat. Benar-benar jalan yang ditempuh berbeda dari yang lain. Tak sabar diri ini menunggu cerita selanjutnya dari Ka Mia.
"Trus akhirnya udah ada progress dari Mbak Nany dan Mbak Syifa?" (lanjutan di bag :4)
Saat Akhwat Mengajukan Diri (bag : 3)
Reviewed by Suhendra
on
6:07 PM
Rating:
Reviewed by Suhendra
on
6:07 PM
Rating:


Tidak ada komentar: