Ketika Akhwat Mengajukan Diri (bag : 1)


"Assalamu'alaykum..." sapaku dengan nafas setengah tersengal pada Ka Mia sambil cipika cipiki.
"Wa'alaykumussalam warohmatullahi wabarakatuh.. Sehat Dhir?" balasnya sambil tersenyum.
"Alhamdulillah Ka... Kakak udah lama disini?" sahutku sambil menyelonjorkan kaki.
"Baru nyampe juga kok... Mbak Syifa telat katanya, kita diminta mulai dulu. Kita tunggu satu orang lagi aja ya baru kita mulai liqonya..."
"Ok deh ka..."
Kami sama-sama terdiam; aku melepas lelah sambil mengatur nafas yang sempat tersengal karena terburu-buru menuju masjid ini, sedangkan Ka Mia berkutat dengan BB di tangannya. Entahlah, aku melihat ada semburat yang berbeda dari wajah Ka Mia. Seperti tahu sedang diperhatikan olehku, Ka Mia langsung mengalihkan pandangannya dari BB ditangannya ke arahku.

"Dhira, gimana kabar CV-mu? Udah ada CV ikhwan yang masuk belum dari Mbak Syifa?" seungging senyumnya dan pertanyaannya membuat hati ini dag dig dug.
Waduuh, kenapa tiba-tiba Sang Kakak menanyakan hal ini? Aku sebenarnya sudah lama tak ingin membahas tentang hal ini. Ya, sepertinya memang belum bisa tahun ini dan aku sudah menggeser planning itu di 2017 nanti.
"Hmm... belum Ka... Kakak sendiri gimana? Udah lagi proses ya...?" jawabku sambil menggodanya.
Ya. Kami berdua sama-sama sedang dalam masa pencarian dan penantian Sang Belahan Jiwa. Kadang, waktu-waktu menjelang liqo atau setelahnya-lah yang membuat kami sering berbincang tentang masalah perkembangan proses pencarian dan penantian ini. Seperti saat ini yang kami bincangkan.
Teringat dulu, ketika satu bulan aku memasuki kelompok baru ini, ada program ta-akhi (dipersaudarakan) dari Mbak Syifa. Aku dan Ka Mia adalah salah satu pasang ta-akhi dalam lingkaran ini. Program ta-akhi dalam lingkaran kami katanya bertujuan untuk saling menjaga satu sama lain, saudara yang dita-akhikan adalah yang harus paling tahu tentang kondisi saudara yang dita-akhikan dengannya. Walaupun usia Ka Mia terpaut tiga tahun di atasku, tapi kami sudah seperti sahabat dekat, saling bercerita termasuk masalah proses ini. Ya, program ta-akhi dalam suatu 'lingkaran' ternyata amat berdampak untuk bisa saling menjaga.
"Aku juga belum, Dhir... Hmm... karena aku menempuh jalan yang berbeda dari yang lain..." wajah Ka Mia terlihat memerah.
Aku memandanginya dengan bahasa wajah tak mengerti.
"Sebenernya, aku udah ada kecenderungan dengan seorang ikhwan..." lanjutnya sambil lekat memandangku dan sepertinya ingin tahu apa reaksiku.
"Hah? Beneran Ka? Siapa? Aku kenal gak?" rasa penasaranku mulai mencuat ke permukaan hingga bertubi-tubi pertanyaan terlontar.
"Dhira pernah ketemu kok sama orangnya. Inget ga waktu dulu pas Ramadhan, kelompok liqo kita bantuin ngadain buka puasa bersama anak yatim dari kantorku? Nah, yang jadi MC-nya itu, Dhir..." Ka Mia memberikan clue.
Aku mencoba mengingat-ingat. Tak sampai lima menit, aku bisa mengingatnya dengan jelas. Seorang laki-laki yang....(lanjutan di bag : 2)
Ketika Akhwat Mengajukan Diri (bag : 1) Ketika Akhwat Mengajukan Diri (bag : 1) Reviewed by Suhendra on 5:52 PM Rating: 5

Tidak ada komentar:

ads
Diberdayakan oleh Blogger.